"KOMODO" NAMA "RANPUR" BARU INDONESIA
“Komodo dijadikan nama kendaraan tempur
taktis, buatan PT. Pindad” Artikel ini muncul pada tanggal 15 September 2013,
di SKH Pos Kupang, nama “Komodo” yang identik dengan Hewan Karnivora, yang
masuk dalam sebuah keajaiban dunia, akhirnya disandingkan dengan sebuah
kendaraan tempur baru, buatan anak negeri juga.
Nama tersebut (seturut masih seturut artikel
dari SKH. Pos Kupang) adalah pemberian dari Bapak Presiden SBY atas permintaan
dari Bapak Gubernur Nusa Tenggara Timur, pada saat pembukaan Sail Komodo 2013
lalu dan disampaikan kembali pada saat penutupan Sail Komodo 2013 kemarin.
Sebagai putra NTT, ada rasa senang, karna
hal tersebut adalah penghargaan langsung dari RI-1 yang (mungkin) mewakili
Masyarakat Indonesia secara keseluruhan, mungkin (menurut saya), nama tersebut Mungkin
digunakan dengan sebuah harapan, agar kendaraan tersebut bisa kuat, dan
bertahan dari disegala kondisi/medan, sama seperti Hewan Karnivora (Komodo)
yang ada di Pulau Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Sah-sah saja harapan seperti itu, namun
pertanyaannya, apakah kami sebagai putra asli Nusa Tenggara Timur harus merasa
tersanjung dengan hadiah yang diberikan Bapak? Dan berterima kasih untuk itu.
Atau kami sebagai putra Nusa Tenggara Timur, harus berterima kasih kepada Bapak
Gubernur NTT, yang sudah berbaik hati meminta kepada Bapak Presiden? Mungkin
ada kebanggaan tersendiri dari Bapak Gubernur, bahwa akhirnya permintaan
terealisasi.
Namun sekiranya kita berpikir kedepan,
nama adalah tetap sebuah nama, yang mungkin hanya sebatas diingat, dan
dikenang, yang bisa dibanggakan, namun tidak untuk mensejahterakan.
Padahal, yang dibutuhkan oleh masyarakat
Nusa Tenggara Timur Umumnya, dan mungkin masyarakat Manggarai & Labuan Bajo
khususnya (masih menurut pendapat saya) adalah sebuah kesejahteraan, bukan
sebuah nama.
Bukan dalam bentuk “bantuan tunai” yang
akan habis dalam hitungan jam, namun dalam bentuk bantuan yang diharapkan mampu
merubah masyarakat yang sekarang miskin, meningkat taraf hidupnya, dengan
bantuan yang dapat mengajarkan masyarakat NTT untuk berusaha, bangkit dari
kemiskinan, dan menjadi pionir untuk bisa mensejahterakan keluarganya, dan
menurunkan tingkat kemiskinan masyarakat NTT.
Itu adalah permintaan yang harus Bapak
Gubernur pikirkan. Kenapa Bapak Gubernur tidak meminta agar diprioritaskan
dalam hal pengembangan Pariwisata, atau dibantu dalam hal mengiklankan
Pariwisata NTT kita, melalui portal atau web pemerintah (sama seperti beberapa
daerah di Indonesia yang memang sangat terbantu dan di back up penuh oleh pemerintah pusat).
Atau Bapak Gubernur dapat meminta Bapak
Presiden untuk mendatangkan tutor (pengajar), untuk mengajar masyarakat NTT
berbahasa Jepang, Korea, Prancis, Inggris, yang mana mungkin bisa membantu
suatu saat nanti ketika wisatawan mancanegara mengunjungi NTT, atau para stakeholder, atau investor didatangkan untuk mengoptimalkan
pengembangan Pariwisata NTT kedepannya?
Kalau bicara soal meminta, saya pribadi
merasa iba, kenapa Bapak Gubernur malah terpikir untuk meminta nama Komodo
dijadikan sebagai sebuah icon di objek pemerintah? Padahal Komodo sendiri
adalah nama Hewan khas NTT, dan dijadikan Lambang Dearah Nusa Tenggara Timur (Propinsi
kita), namun kini, nama “Komodo” sudah tidak identik dengan Hewan Komodo,
tetapi harus berbagai tempat dengan sebuah kendaraan tempur milik TNI AD (baca=
Pemerintah), jadi, apa NTT sekalian mengganti lambang “Komodo” dengan Kendaraan
Tempur tersebut? Silahkan deh pada menyimpulkan.
Alih-alih meminta Nama Komodo dijadikan
icon, kenapa Bapak tidak berpikir untuk meminta hal lain? Banyak yang harus
kita mintakan ke Pemerintah Pusat Pak, dengan menutup rasa malu kita, karna
kita juga harus berbenah, dan mengembangkan kesejahteraan masyarakat NTT.
Namun semoga bapak punya sebuah solusi
jitu, untuk bisa membebaskan kami, masyarakat NTT dari kemiskinan, dan bahkan
budaya korupsi (dimana NTT hampir (hampir
loh Pak) menjadi Propinsi Nomor Satu yang terkorup di Indonesia).
Semoga dengan kedua kalinya Bapak menjabat
(karna kami percaya Bapak mampu), masih akan ada perubahan yang dapat kami,
masyarakat NTT rasakan.
Salam.
Comments
Post a Comment